Fransiskan
Headline
OFM PAPUA
Sdr. Oskar Cremers OFM
TOKOH
Sdr. Oskar Cremers OFM: Prefek Apostolik Pertama Prefektur Holandia
Friday, June 26, 2020
0
![]() |
Terasvita.com - Sdr. Oskar Cremers OFM adalah
seorang misionaris Fransiskan di Prefektur Holandia (Keuskupan Jayapura-red).
Ia lahir di Kota Oss – Belanda, pada 10 Desember 1898. Nama lengkapnya Antonius
Aloysius Gerardus Cremers. Ia dibesarkan dalam keluarga Katolik yang saleh.
Masa kecilnya dihabiskan di kampung halamannya di kota Oss.
Pada masa mudanya, ia berkeinginan menjadi guru. Untuk
mewujudkan cita-citanya itu, Oskar Cremers masuk sekolah pendidikan guru dan ia
berhasil mendapat nilai yang memuaskan. Namun, ternyata Tuhan mempunyai rencana lain untuk seorang Oskar Cremers.
Pada tahun 1921, Oskar Cremers masuk Ordo Fransiskan
dan menjadi seorang frater muda yang siap menekuni panggilannya sebagai seorang
Saudara Dina. Empat tahun kemudian, Sdr. Cremers mengikrarkan kaul kekal. Pada
1928, Sdr. Cremers ditahbiskan menjadi imam dalam persaudaraan Fransiskan
Belanda.
Bermisi ke Indonesia
Beberapa tahun setelah ditahbiskan, ia berangkat ke
Indonesia. Ia mulai bertugas di Batavia (sekarang dikenal dengan Jakarta) dan
Jawa Barat. Pada saat itu, kegiatan misi Katolik di Indonesia masih fokus untuk
umat Belanda yang Katolik dan beberapa umat Indonesia yang sudah menjadi
Katolik. Usaha untuk mendapatkan umat baru, belum menjadi tujuan utama.
Pada waktu Perang Dunia II, Sdr. Oskar Cremers OFM
ditangkap oleh tentara Jepang. Ia dipenjara di kamp-kamp tahanan buatan Jepang.
Setelah dibebaskan dari kamp tahanan, Sdr. Oskar Cremers OFM kembali lagi ke
tanah Jawa melanjutkan karya misi yang diembannya. Namun, untuk kedua kalinya
ia ditangkap oleh penjuang-pejuang revolusi Indonesia. Ia dianggap sebagai acaman
bagi perjuangan revolusi Indonesia. Pengalaman ditangkap itu tidak membuat
semangatnya mewartakan Injil luntur.
Pada 1947, Sdr. Oskar Cremers OFM dipindahtugaskan
dari tanah Jawa ke Neiuw – Guinea (sekarang dikenal dengan Papua). Mutasi ini kerana
ia ditunjuk menjadi Superior Regularis Ordo Fransiskan di Papua. Dua tahun
kemudian, tepatnya pada 03 Juni 1949, Sdr. Oskar Cremers OFM ditunjuk oleh Sri
Paus sebagai Prefek Apostolik yang pertama untuk Prefektur Holandia (sekarang
dikenal dengan Keuskupan Jayapura) (lih..
Jan Sloot, “Fransiskan Masuk Papua Jilid I,” 2012, hlm. 295).
Pulang ke Negeri Belanda
Pada 16 April 1956, setelah selama sembilan tahun
menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk perkembangan Gereja Katolik di
wilayah Prefektur Holandia, Sdr. Oskar Cremers OFM memutuskan untuk
meninggalkan Papua. Ia kembali ke Belanda, negeri asalnya.
Di Belanda, ia bertugas sebagai rektor dalam biara Suster-suster Klaris di Hengelo (Belanda). Kemudian, ia pindah dan tinggal di
Dindam. Beberapa tahun tinggal di situ, akhirnya ia memutuskan untuk berpindah
ke Gendringen untuk menghabiskan hari tuanya.
Sdr. Oskar Cremers, OFM meninggal di Gendringen
(Belanda) pada 21 Februari 1988, pada usia 89 tahun. Ia menjadi Fransiskan
selama 66 tahun, berkarya di Indonesia (Jawa) selama 13 tahun dan Neiuw –
Guinea (Papua) selama 9 tahun. Sdr. Oskar Cremers OFM dikenal dengan pribadi
yang pantang menyerah dan pekerja keras (bdk.
”Riwayat hidup Sdr. Oskar Cremers OFM”, dalam: Necrologium Provinsi Fransiskus Duta Damai
Papua, 2020, hlm.7-8).
Karya dan Peran
Sdr. Oskar Cremers OFM
Sembilan tahun berkarya di bumi Cenderawasih boleh
dikatakan periode yang singkat. Namun,
dalam waktu yang relatif singkat ini, Sdr. Oskar Cremers OFM patut disebut
sebagai tokoh perintis yang sangat berperan pada awal perkembangan Gereja
Katolik di wilayah Keuskupan Jayapura. Kita akan melihat sedikit tentang usaha
dan trobosan yang dilakukan oleh Sdr. Oskar Cremers OFM dalam berbagai kegiatan
gerejawi.
Teringat akan cita-citanya awalnya sebagai seorang
guru, maka sebagai seorang imam Fransiskan ia banyak menghabiskan waktunya
untuk dunia pendidikan. Melihat situasi pendidikan yang terjadi di Papua saat
itu, dengan segala kemampuan dan ketekunannya, Sdr. Oskar Cremers OFM mulai
mendirikan sekolah-sekolah, baik di daerah perkotaan maupun daerah pedalaman.
Di Dok V – Jayapura, Sdr. Oskar Cremers OFM mendirikan
SD Kristus Raja. Di Abepura, ia mendirikan H.B.S (Hogere Burger School), sekolah setara SMA yang pertama di Jayapura.
Di Sorong, ia mendirikan LSA, LSB, dan MULO (Beaufort ann Cremers OFM,
04 Maret 1950, hlm. 86).
Di Fak-Fak, mendirikan berbagai pusat pendidikan dan
pusat kader, seperti: VVS, ODO (Sekolah Pendidikan Guru), Sekolah Pertanian,
bahkan juga diusahakan pra pendidikan untuk calon-calon imam pribumi. Di
Epouto, ia mendirikan Pusat Kebudayaan dan Perkebunan. Sedangkan, di Keerom,
Kepala Burung, Mimika, dan Paniai juga diberikan perhatian apostolik dan
perhatian sepenuhnya dari Sdr. Oskar Cremers OFM.
Ia juga berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendirikan
Yayasan Pers Katolik dengan mingguan TIFA-nya, sebagai media komunikasi di
Irian Jaya kala itu. Media ini tidak hanya ditujukan kepada umat Katolik yang
ada di Irian Jaya, tetapi juga terbuka untuk kalangan umum di luar lingkup
Gereja Katolik, termasuk Pemerintah Daerah.
Di samping pelayanan yang cukup banyak untuk dunia Pendidikan,
Ia juga tetap menjalankan tugasnya sebagai iman Fransiskan dan juga Prefek
Apostolik yang memperhatikan imam-imam yang berkarya di paroki. Hal ini cukup
terbukti dari instruksinya kepada para pastor paroki mengenai kewajiban membuat
laporan bulanan secara global dan terperinci serta teratur tentang keadaan
paroki. Misalnya tentang: kehadiran umat dalam perayaaan-perayaan di gereja,
kebiasaan mereka untuk menerima komuni dan sakramen-sakramen yang lain,
aktivias muda-mudi yang mendapat perhatian khusus dari pastor paroki, jumlah
katekumenat dan persiapan permandian, pelajaran agama oleh pastor dan guru-guru
agama yang menjadi rekan kerja pastor, kunjungan pastor kepada umat, kunjungan
pastor kepada pasien di rumah sakit dan kunjungan narapidana di lembaga
pemasyarakatan.
Masih banyak hal lain yang ditunjukkan dan dibuat oleh Sdr.
Oskar Cremers OFM selama ia berbakti sebagai misnionaris di Tanah Papua. Ia seorang
biarawan Fransiskan, imam dan Prefek Apostolik yang banyak meninggalkan jejak yang harus diteruskan oleh generasi muda Fransiskan di tanag Papua.
Sdr. Vredigando Engelberto Namsa OFM, Biarawan
Fransiskan Provinsi Fransiskus Duta Damai Papua – Tinggal di Papua.
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment