Headline
PUISI
Kita Memang Hanya Sebatas Pernah
Secinta itu, kita pernah.
Semoga....
Kita Memang Hanya Sebatas Pernah [Puisi Aris Usboko]
Friday, March 13, 2020
0
![]() |
Secinta itu, kita pernah.
Sebahagia itu, kita pernah.
Dan seluka itu, kita juga pernah.
Kita pernah.
Sebelum kau memutuskan untuk sudah dan aku
mengambil langkah menyerah.
Kita pernah.
Sebelum berjalan berlainan arah dan
dikuasai amarah.
Kita memang hanya sebatas pernah hingga
tiba waktunya segala rasa benar-benar musnah.
Kita pernah saling menyemai mimpi untuk
berteduh dari panas dan hujan pada satu rumah.
Sebelum kita saling dikuasai ego dan segala
impian menjadi punah.
Kita memang hanya sebatas pernah.
Hingga tiba takdir yang sering kau katakan
di waktu yang entah.
Aku pasrah, mempercayai takdir-takdir hebat
dalam degub yang resah.
Perihal kita yang pernah, sesak memenuhi
rongga dada dan ruang ingatan.
Senyummu bertukar tawamu, lalu kecewamu
berganti posisi dengan amarahmu, sedetik kemudian luka-luka berdesakkan meminta
diingat juga.
Luka yang kuberi untukmu dan patah yang kau
balas padaku.
Aku menuntut keadilan berkali-kali, padahal
inilah adil yang seadil-adilnya.
Aku yang kadang salah, dan kau yang tak
pernah mau kalah.
Berujung pada kita yang sebatas pernah.
Semua tak selesai hingga kita benar-benar
usai.
Keputusan yang kau buat dan kau setujui
sendiri adalah senjata paling ampuh untuk membalas rasa sakit hati.
Satu lagi, menjadikan aku orang paling
asing juga merupakan senjata paling tajam untuk membalas luka yang pernah
kutikamkan.
Tapi, sudahlah.
Hari ini hujan, barangkali beberapa hari ke
depan juga akan hujan.
Kenakan pakaian terhangatmu.
Aku tahu kau tak jauh beda denganku.
Kita sama. Sama-sama mudah jatuh sakit.
Semoga hujan dapat meluruhkan luka kita.
Aku dan kau akan sembuh saat kemarau tiba.
*ArisUsboko, mahasiswa jurnalistik Univ. Tama Jagakarsa, Jakarta Selatan
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment