Headline
Resensi
Dalam Kasih, Perbedaan Akan Berlabuh pada Bonum Commune
Friday, February 28, 2020
0
![]() |
Gambar: OBOR |
Terasvita.com - Omnia in
Caritate adalah moto yang dipilih oleh Mgr. Siprianus Hormat, Uskup
Keuskupan Ruteng, yang akan ditahbiskan pada 19 Maret mendatang. Moto ini
memotret pengalaman imannya akan Allah Tritunggal yang adalah Kasih.
Bahwasanya,
Allah yang ia imani dan alami adalah Allah Yang Mahakasih. Dan, sejak
ditahbiskan imam pada Oktober 1995, ia menyerahkan seluruh hidup dan
kebebasannya dalam pangkuan Bunda Gereja karena kasih dan dalam kasih.
Hampir
seluruh tugas pelayanan yang dijalankannya entah sebagai dosen di STFK
Ledalero, formator untuk para calon imam di Seminari Tinggi Ritapiret atau
sekretaris eksekutif KWI, selalu berlandaskan pada kasih. ”Kita boleh berbeda
dalam cara pandang, tapi dalam kasih perbedaan itu akan berlabuh pada
kepentingan yang lebih besar, yakni bonum commune” (hlm.153).
Buku “Lakukan
Semua dalam Kasih: Kenangan Tahbisan Mgr. Siprianus Hormat” merangkum,
menjembatani, dan mengelaborasi moto itu dalam tiga spektrum besar. Pertama:
Penggembalaan Mgr. Sipri dari aspek doktrin Gereja. Seorang uskup adalah
seorang gembala dan contoh paling purna dari gembala yang baik adalah Kristus
sendiri. Dengan moto ini, Mgr. Sipri berupaya dalam kesatuan dengan Gereja
universal, para imam, dan seluruh umat Keuskupan Ruteng berupaya menjadi
gembala yang baik bagi semua.
Kedua,
penggembalaan Mgr. Sipri dalam perjumpaan dengan budaya lokal dalam hal ini
budaya Manggarai. Beliau dan seluruh gembala terbaptis dan tertahbis serta
seluruh umat Keuskupan Ruteng diajak untuk menjadi gembala bagi tradisi, tetapi
juga guru yang belajar dan mengajarkan serta mendalami keduanya, serta nabi
yang mengharmoniskan keduanya sebagai dasar historis, kultural, dan sosial
iman, sehingga semuanya akan berada di dalam kasih (Omnia in Caritate)
(hlm.30).
Ketiga,
penggembalaan Mgr. Sipri dalam perjumpaan dengan persoalan kemanusiaan di
Manggarai, seperti kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup, perempuan yang
terpinggirkan, merebaknya budaya populer, kehadiran industri yang meminggirkan
masyarakat kecil, pendidikan yang masih tertatih-tatih, dll.
Persoalan-persoalan kemanusiaan itu menantang sekaligus menagih kecekatan dan
keberpihakan beliau, agar dalam kasih, wajah duka dan kecemasan umat dan Gereja
Katolik Manggarai diubah menjadi wajah kegembiraan dan harapan.
Gembala
Gereja mesti hadir bukan saja memberikan kekuatan spiritual, melainkan mampu
memberikan pertobatan sosial, ekonomi dan politik, agar seluruh pembangunan
berbasiskan masyarakat lokal, berkeadilan, dan berkelanjutan. Moto ”Omnia in
Caritate” dapat menjadi inspirasi bagi Gereja Katolik Manggarai untuk terus
mendasarkan karya pelayanan apa pun pada nilai cinta kasih.
Akhirnya,
buku ini sangat kaya akan gagasan dalam rangka mewujudkan moto Mgr. Sipri
Hormat menjadi peristiwa iman yang membebaskan bagi Gereja Katolik Manggarai.
Di dalamnya, dengan beragam perspektif, menguraikan secara holistik dasar dan
konsekuensi pilihan moto itu dalam tugas penggembalaan Mgr. Sipri di bumi Nuca
Lale. Umat Katolik Manggarai, baik yang di diaspora maupun yang berada di Tanah
Congka Sae, sepantasnya membaca buku ini.
Dengan
demikian, kita bisa mengenal dengan baik visi dari gembala kita yang baru ini.
Pengenalan yang baik itu, niscaya melahirkan kasih yang sejati, yang mewujud di
dalam tindakan konkret yang selaras dengan harapan sang Gembala Utama, Yesus
Kristus.
Rian
Safio // umat
diaspora Keuskupan Ruteng
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment