Headline
Resensi
Semakin Mengindonesia di Jalan Politik
Tuesday, January 14, 2020
0
![]() |
Gambar: ilustrasi |
Terasvita.com - Politik merupakan dimensi hakiki dari hidup manusia
sebagai makhluk yang tidak bisa tidak berada bersama yang lain (zoon
politicon). Oleh karena itu, orang tidak bisa lari dari politik. Dia harus
terlibat baik dalam politik praktis (kekuasaan) maupun dalam politik
kebangsaan.
Buku “Politik Katolik dan Kaderisasi
Kebangsaan: Gugat Nyali Membangsa dengan Membumikan Ajaran Sosial Gereja”
menggugat identitas itu. Terutama bagi orang-orang yang dengan sadar memilih
beriman secara Katolik di Indonesia untuk berani menceburkan diri di kolam
keruh politik (bab II).
Mandat injili (bdk. Matius 22:21)
yang secara eksplisit dan implisit dalam ajaran-ajaran sosial Gereja,
seperti Rerum Novarum, Gaudium et Spes, Pacem in Terris, Populorum
Progressio, dll, menegaskan perihal tersebut. Bahwasanya, orang-orang
Katolik harus merasul di kolam politik, bukan untuk gagah-gagahan dan
mengumpulkan pundi-pundi uang, melainkan untuk mengupayakan secara konsisten
dan konsekuen kesejahteraan bersama (bab III).
Lantas, dalam rangka mewujudkan
mandat injili itu, Ansel Alaman-penulis buku yang diterbitkan
Penerbit OBOR, mengajukan pola untuk kaderisasi awam-awam Katolik untuk menjadi
manusia politik yang Katolik sekaligus yang Indonesia di kancah politik (bab
IV).
Ignatius Kardinal Suharyo dalam
sambutannya di buku setebal 328 halaman itu, mengaku senang dengan pola
garapan penulis.
“Saya senang mengikuti pola garapan
buku. Ulasan mulai dengan mendalami beberapa dokumen Konsili vatikan II dan
belasan Ajaran Sosial Gereja…Sesudah itu, masalah dikaji dalam perspektif
pemikiran politik klasik hingga kontemporer, serta diakhiri dengan usulan modul
dan proses kaderisasi, mempersiapkan tugas kerasulan awam baik melalui jabatan
publik di legislatif dan eksekutif maupun dunia usaha dan civil society.”
Akhirnya, buku ini layak dibaca oleh
semua orang terutama orang-orang Katolik di Indonesia. Dengannya, orang-orang
Katolik semakin tercerahkan perihal dimensi politis dari keberadaannya di
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selain itu, buku ini dapat menjadi
sumbangan pemikiran yang bermanfaat dalam membangun persaudaraan lintas iman
dan menjadi salah satu pegangan bagi para pendamping kerasulan awam.
Rian Safio - versi cetak tulisan
ini dipublikasikan di HIDUP 03, Tahun ke-74, 19 Januari 2020.
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment